Equity World - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali bergerak fluktuatif
pada pembukaan perdagangan terakhir tahun 2020 Rabu (30/12) pagi sebelum
libur panjang pekan ini dan sebaliknya bitcoin pun bergerak melonjak
pada pagi ini.
IHSG melemah 0,68% ke 5.995,15 menurut data
Investing.com pukul 09.07 WIB. Sedangkan dikutip dari WE Online Rabu
(30/12) pagi, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,26% ke level
6.052,12 pada pembukaan sesi pertama, Rabu, 30 Desember 2020. Namun, tak
lama kemudian IHSG langsung anjlok ke zona merah dengan koreksi lebih
dari 0,60%.
Aktivitas ambil untung masih mewarnai perdagangan
bursa hari terakhir pada tahun 2020 ini. Bursa mencatat, pagi ini nilai
jual bersih yang terhimpun mencapai Rp3,62 miliar. Nilai tersebut setara
dengan Rp929,38 miliar dalam sepekan.
Sejumlah 1,13 miliar saham
diperdagangkan dengan frekuensi 75.292 kali dan membukukan nilai
transaksi harian sebesar Rp890,02 miliar. Pergerakan saham yang
terpantau meliputi 73 saham naik, 210 saham turun, dan 173 saham lainnya
stagnan.
Adapun bitcoin kembali melonjak pada perdagangan pagi
ini setelah Bank Indonesia memberikan pernyataan peringatan mengenai
koin digital utama ini.
Harga bitcoin melonjak 2,60% di $27,577,3 hingga pukul 09.17 WIB.
Selain
itu tambah reportase Selasa (30/12), Kepala Departemen Komunikasi Bank
Indonesia, Erwin Haryono, memandang jika harga Bitcoin diperkirakan
masih akan turun naik karena digunakan sebagai alat spekulasi, bukan
karena kebutuhan riil.
Namun, sebagai otoritas sistem pembayaran, BI berpandangan Bitcoin bukan sebagai mata uang alat pembayaran yang diakui.
Sebagai
alat investasi, masyarakat diimbau untuk lebih berhati-hati. Sebab,
walaupun saat ini harganya naik, ke depan sangat berpotensi untuk turun
kembali.
Menurut dia, Bitcoin juga rentan digunakan sebagai
pembayaran untuk transaksi ilegal karena sifatnya yang anonymous.
Seperti diketahui, Bitcoin memang telah lahir lebih dari 10 tahun lalu.
Namun, tak banyak pemain yang benar-benar dapat mengakses Bitcoin.
Secara
keseluruhan, alasan nyata dari dorongan utama melonjaknya Bitcoin
dipastikan akibat kurangnya pasokan. Seperti yang dikatakan analis,
wabah virus corona telah menyebabkan kelesuan ekonomi global. Jadi,
orang yang berinvestasi dalam Bitcoin adalah semacam permintaan
"safe-haven".
Sumber : Investing, Reuters
PT Equityworld Futures
Tidak ada komentar:
Posting Komentar