equityworld - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir turun 1,48% ke 6.817,82 pada perdagangan Kamis (25/02) kemarin akibat invasi yang dilakukan Rusia ke Ukraina. Sementara sektor energi sempat menguat 2,23% di tengah melonjaknya harga-harga komoditas.
Analis Teknikal NH Korindo Sekuritas Indonesia Dimas Pratama menjelaskan bahwa bursa saham Amerika Serikat (AS) mampu rebound pada penutupan perdagangan (24/2). Hal tersebut ditopang oleh aksi bargain hunting pada saham-saham teknologi yang mendorong Nasdaq naik 3,34%.
Investor mencermati reaksi para pemimpin dunia pasca Rusia melancarkan invasi skala penuh terhadap Ukraina. Presiden AS Joe Biden kembali mengumumkan sanksi baru yang akan mempersulit Rusia dalam mengimpor peralatan teknologi.
"Secara teknikal, indeks acuan diperkirakan masih akan bergerak volatil dengan proyeksi rentang pergerakan di 6.750-6.950," urainya dalam riset harian kepada Investing.com, Jumat (25/2).
Ekonom Bank Permata, Josua Pardede mengatakan dngan invasi Rusia di Ukraina yang memicu peningkatan ketegangan geopolitik telah mendorong penguatan safe haven asset termasuk penguatan dollar AS. Invasi Rusia ke Ukraina yang mendorong respon dari AS berupa sanksi terhadap Rusia telah mendorong risk off sentimen di pasar keuangan global.
Pasar saham Asia ditutup melemah termasuk IHSG yang turun 1,5% ke level 6.818, yield SUN tenor 10 tahun ditutup naik 2bps ke 6,52% dan nilai tukar rupiah juga diperdagangkan melemah terhadap dollar AS dan ditutup melemah 0,31% ke level 14.383 per dollar. Dollar indeks yang menunjukkan kinerja dollar AS terhadap mata uang utama juga diperdagangkan menguat hingga level 96,75 atau menguat 58% sementara yield US Treasury juga turun sekitar 11bps ke level 1,88% di tengah permintaan UST yang meningkat di tengah berkembangnya risk off sentiment.
Di pasar komoditas, ketegangan antara Rusia dan Ukraina yang meningkat juga mendorong kenaikan harga minyak mentah dunia dimana Brent sudah menembus level $100 per barrel yang turut mendorong kenaikan harga komoditas lainnya seperti CPO yang naik hingga $1.550 per ton dan harga coal yang naik hingga $239 per ton," jelasnya
"Dengan Rusia yang sudah menginvasi Ukraina, diperkirakan hal ini akan menghambat aliran perdagangan dunia, terutama untuk aliran perdagangan ke Ukraina. Dari sisi ukuran ekonominya, Ukraina bukanlah negara dengan size ekonomi dan intensitas perdagangan yang besar, sehingga dampaknya kepada perekonomian global secara langsung minimal. Namun, perlu kita ketahui bahwa terdapat potensi keterlibatan negara yang tergabung dengan NATO, sehingga sumber daya negara Eropa dan AS mungkin akan bergeser kepada perang Rusia-Ukraina," jelas Josua kepada Investing.com, Jumat (25/2).
Menurutnya, hal tersebut menghambat proses pemulihan ekonomi negara anggota NATO, yang mana merupakan negara maju, sehingga dampak dari invasi Rusia secara tidak langsung akan menghambat perekonomian global dalam derajat tertentu.
"Dampaknya terhadap Indonesia cenderung terbatas secara umum, namun perlu diingat bahwa sekitar lebih dari 20% impor gandum Indonesia berasal dari Ukraina, sehingga bisnis usaha yang berkaitan dengan tepung dan gandum diperkirakan terdampak, dan berpotensi menaikkan harga produknya," jelasnya.
Di sisi lain, invasi Rusia mendorong kenaikan harga global, sehingga berdampak juga pada komoditas lainnya, yang kemudian berpotensi mendorong peningkatan nilai ekspor dari Indonesia.
"Meskipun demikian, jika tensi yang meningkat antara Rusia dan Ukraina tersebut terus berlanjut diperkirakan akan memberikan sentimen negatif di pasar keuangan negara berkembang yang selanjutnya akan mendorong capital outflow dari pasar keuangan domestik," pungkasnya.
Bagi Investor yang masih ingin memanfaatkan peluang untuk berinvestasi di akhir pekan berikut pilihan rekomendasi saham teknikal dari NH Korindo Sekuritas Jumat (25/2):
Indika Energy Tbk (JK:INDY)
BUY
TP 2390
CL 2220
Semen Indonesia Persero Tbk (JK:SMGR)
BUY
TP 7450
CL 6800
Adaro Energy Tbk (JK:ADRO)
BUY
TP 2650
CL 2460
Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk PT (JK:HMSP)
BUY
TP 1035
CL 960
Medco Energi Internasional Tbk (JK:MEDC)
BUY
TP 760
CL 620
Sumber : Investing