Rabu, 30 Maret 2022

PT Equityworld Futures | Harga Minyak Dunia Tinggi, Pertamina Tanggung Beban Subsidi BBM Solar Rp7.800


equityworld - PT Pertamina (Persero) harus menanggung subsidi Rp7.800 untuk setiap liter pembelian solar subsidi. Nilai subsidi itu jauh lebih tinggi dari harga jual solar subsidi yang sebesar Rp 5.510 per liter.

Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati mengatakan beban subsidi ini diakibatkan harga minyak dunia yang tinggi dan berimbas pada harga BBM, salah satunya pada BBM jenis Solar.

"Jadi, sekarang ini setiap orang membeli per liter solar subsidi, negara itu mensubsidi Rp 7.800 per liter," ujarnya dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR RI, Selasa (29/3/2022).

Nicke menilai, beban yang ditanggung pemerintah itu perlu diketahui masyarakat, terlebih pada kenyataannya seringkali ada penyelewengan yang dilakukan industri besar yang tak seharusnya mendapatkan kucuran solar subdisi.

"Jadi ini yang perlu diedukasi ke masyarakat, sehingga sangat penting untuk kita menjaga dari sisi permintaan agar tidak terjadi subsidi yang tidak tepat sasaran," katanya.

"Nilai subsidinya lebih mahal dibanding harga jualnya," sambung dia.

Pemerintah telah menetapkan kuota solar subdisi sepanjang tahun ini sebanyak 15,1 juta kiloliter (KL). Namun menurut Nicke, saat ini penyaluran solar subsidi bahkan sudah melampaui kuota bulanan yang telah ditetapkan.

Berdasarkan catatan BPH Migas, pada Januari 2022 realisasi solar subsidi mencapai 1,34 juta KL, melebihi kouta yang ditetapkan sebanyak 1,23 juta KL. Lalu pada Februari 2022 realisasinya mencapai 1,21 juta KL dari kouta yang ditetapkan sebesar 1,14 juta KL.

Serta sepanjang periode 1-27 Maret 2022, realisasinya mencapai 1,20 juta KL dari kouta yang ditetapkan sebanyak 1,11 juta KL. Sehingga secara total hingga 27 Maret 2022, realisasi penyaluran solar subsidi sudah menyentuh 3,76 juta KL.

"Walaupun secara aturan kami tidak boleh over kuota, tetapi mempertimbangkan peningkatan mobilitas dan logistik bagi masyarakat, apalagi jelang bulan Ramadhan dan Idul Fitri, maka kami menaikkan (jumlah distribusi solar per bulan)," tukasnya.

Sebelumnya, Pjs Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting mengungkapkan salah satu penyebab langkanya BBM jenis solar subsidi di beberapa daerah. Salah satunya adanya penyelewengan harga solar subsidi.

Dia menjelaskan, penyelewengan tersebut terjadi karena harga solar subsidi yang jauh dibanding harga BBM Solar non subsidi.

"Ini juga disebabkan karena ada disparitas harga antara harga BBM Subsidi dan harga BBM.Non subsidi. Sehingga ada oknum yang mengambil keuntungan dalam kondisi seperti ini," ujarnya, Senin (28/3) lalu.

Sumber : Pasardana,  Investing

PT Equityworld Futures

Tidak ada komentar:

Posting Komentar